KARBOHIDRAT
Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biokimia dengan dosen pengampu Desi Purwaningsih, S. Pd., M. Si.
TEORI 4
ANGGOTA :
- Elisabeth Siwi H (22164912A)
- Pratiska Ika S (22164913A)
- Miftahul Ngizzah (22164916A)
- Ayu Angsari D.P (22164917A)
- Afifah Fauziyyah (22164918A)
- Novia Dwi S (22164919A)
- Reynanda Tangke D (22164920A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
TAHUN 2017/2018
KARBOHIDRAT
v Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat (‘hidrat dari
karbon‘, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunaniberupasákcharon yang
berarti “gula“) yang berarti segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi (Reece-Mitchell,2002: 65).
Golongan karbohidrat
merupakan salah satu golongan utama bahan organik yang terdapat dialam.
Karbohidrat terdapat di semua bagian bahan sel baik sebagai komponen struktur
maupun komponen berfungsi. Bobot kering tumbuh-tumbuhan secara khas terrdiri
atas 50-80 persen karbohidrat polimer selulosa bersama dengan bahan struktur
sejenis. Selain itu karbohidrat juga merupakan tulang punggumg strutur asam
nukleat, RNA dan DNA, serta merupakan gula yang memberikan cadangan energi yang
diperoleh dari matahari melalui sintesis (Stanley H. Pane,1988: 810).
Secara umum
karbohidrat merupakan kelompok senyawa yang mengandung unsur karbon, hydrogen,
dan oksigen. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O,
misalnya rumus C6H12O6 (enam kali CH2O).
Senyawa ini pernah disangka hidrat dari karbon sehingga disebut karbohidrat.
Akan tetapi, pada tahun 1880-an disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon
mrupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi
aldehida dan keton atau turunannya (Ralf-Joan Fessenden,1989, 318).
Karbohidrat berfungsi
sebagai sumber utama bagi bagi energi metabolit untuk organisasi hidup serta
berfungsi sebagai bentuk energi polimerik. Selain itu karbohidrat juga
merupakan komponenen dari unsur-unsur structural sel dan merupakan bagian dari
asam nukleat (Purwo Arbianto,1993: 32)
Adapun fungsi utama
karbohidrat dalam tubuh manusia yaitu sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (contoh:pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan
materi pembangun (contoh:selulosa pada tumbuhan, kistin pada hewan dan jamur).
Dengan demikian karbohidrat memiliki kegunaan yang fungsional
(Reece-Mitchell,2002: 65)
v Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat yang penting
dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana
yaitu karbohidrat yang hanya terdiri dari satu atau dua unit gula sederhana di
dalam satu molekul. Sedangkan Karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua
unit gula sederhana di dalam satu molekul. Karbohidrat kompleks biasanya dapat
ditemukan dalam roti, sayuran, dan sereal. Contoh makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks termasuk bayam, ubi jalar, brokoli, buncis, zucchini,
lentil, susu skim, biji-bijian dan banyak tanaman polongan dan sayuran lainnya.
Karbohidrat
kompleks memiliki nilai gizi yang lebih tinggi daripada karbohidrat sederhana.
Mungkin agak membingungkan untuk membedakan karbohidrat sederhana dan kompleks
karena fakta bahwa karbohidrat kompleks pun mengandung unsur tertentu yang
sederhana. Namun demikian, membedakan keduanya seharusnya tidak menjadi masalah
karena struktur kimianya sangat berbeda, dan karena itu, mereka dapat dibedakan
oleh sifat gizi mereka.
Berdasarkan jumlah
molekulnya karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
A. Monosakarida
Monosakarida atau yang sering disebut gula sederhana merupakan satuan
karbohidrat sederhana dan tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil. Akan tetapi, monosakarida dapat diikat secara bersama-bersama
untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainnya dan akhirnya polimer.Dimer-dimer
inilah yang biasanya disebut disakarida (Ralf-Joan Fessenden,1989, 318).
Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana.
Monosakarida
dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
1. Aldosa
Aldosa merupakan
monosakarida yang mengandung gugus aldehida.
Contoh dari aldosa, yaitu:
a. Glukosa
Glukosa
merupakan monosakarida yang terpenting. Sering disebut dengan gula darah karena
terdapat di dalam darah, gula anggur karena juga terdapat di dalam anggur, dan
yang terakhir biasa dikenal dengan istilah dekstrosa karena memutar bidang
polarisasi kekanan (Ralf-Joan Fessenden,1989, 319).
Gluktosa
banyak dijumpai di alam seperti halnya pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu,
sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
pencernaan amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
b. Galaktosa
Galaktosa
merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya
berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam
susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa
dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan
gula pereduksi
2. Ketosa
Ketosa yaitu
monosakarida dengan gugus keton. Contoh dari ketosa, yaitu Fruktosa. Fruktosa
adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi
ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat
dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari
hidrolisis suatu disakarida yang disebut sukrosa. Sama seperti glukosa,
fruktosa adalah suatu gula pereduksi.
B. Disakarida
Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan
monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari
satu satuan ke suatu OH satuan lain (Ralf-Joan Fessenden,1989, 348). Pada bahan
makanan disakarida terdapat 3 jenis yaitu:
1. Maltosa
Maltosa
mempunyai dua molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa. Di
dalam tubuh maltosa di dapat dari hasil pemecahan amilum, lebih mudah dicerna
dan rasanya lebih enak dan nikmat. Disakarida ini tak ditemukan di alam kecuali
pada kecambah padi-padian (Ralf-Joan Fessenden,1989, 351).
2. Sukrosa
Sukrosa
terdapat dalam gula tebu dan gula bit.
Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun
oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa
terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa.
3. Selobiosa
Selobiosa
merupakan disakarida yang diperoleh dari hidrolisis parsial dari selulosa.
Seperti maltosa, selobiosa tersusun dari dua satuan glukopiranosa yang digabung
oleh suatu ikatan-1,4’ (Ralf-Joan Fessenden,1989, 350).
4. Laktosa
Laktosa
merupakan suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya pada binatang menyusui.
Air susu sapi dan manusia mengandung kira-kira 5% laktosa . laktosa diperoleh
secara komersial sebagai hasil samping pabrik keju.
Laktosa
atau gula susu berbeda dari maltosa atau selobiosa dalam hal laktosa terdiri
dari dua monosakarida yang berlainan yaitu D-glukosa dan D-galaktosa (Ralf-Joan
Fessenden,1989, 351).
C.Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang
jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. Sehingga
oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida
secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan
hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida
yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk disakarida
seperti maltosa, laktosa dan sukrosa.
D. Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak
satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis
lengkap akan mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida. Polisakarida
memenuhi tiga unsur penting dalam sistem kehidupan,yaitu sebagai bahan
bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat spesifik (Ralf-Joan Fessenden,1989,
352). Jenis polisakarida, yaitu:
1. Selulosa
Selulosa
merupakan senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Selulosa merupakan
polimer yang tidak bercabang , terbentuk dari β-D-glukosa yang terikat bersama
dengan ikatan β-glikosidik (Purwo Arbianto,1993: 42).
Hampir 50%
karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah selulosa, selulosa
merupakan bagian terpenting dari dinding seltumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak
dapat dicerna oleh tubuh manusia, karena tidak ada enzim untuk memecah
selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,selulosa berfungsi sebagai sumber serat
yang dapat memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi.
2. Kitin
Kitin
adalah polisakarida yang structural ekstrseluler yang ditemukan dalam jumlah
besar pada kutikula artopoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons,
molusca, dan anelida. Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari
polimer asetil-glokosamin dan terdiri atas ribuan unit (Purwo Arbianto,1993:
43).
3. Inulin
Inulin
merupakan nutrient polisakarida tak bercabang yang ditemukan dalam artickhokes
dan dandelion tumbuhan (Purwo Arbianto,1993: 44).
4. Glikogen
Glikogen
merupakan “pati hewani”, terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di dalam air
(pati nabati tidak larut dalam air) bila bereaksi dengan yodium akan
menghasilkan warna merah. Sumber : kecambah, serealia, susu, syrup jagung
(26%). Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan. Glikogen disimpan
di dalam hati dan otot sebagai cadangan energi, yang sewaktu-waktu dapat diubah
kembali menjadi glukosa bila dibutuhkan.
5. Amilum (Pati)
Pati
adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme. Pati selalu terdapat dalam sel tumbuhan dalam bentuk granula.
Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida yang berbeda yaitu
amilosa dan amilopektin. Pati merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α
(1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum
yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer
bercabang-cabang). Sebagian besar pati merupakan amilopektin (Purwo
Arbianto,1993: 44).
v Rumus Bangun Monosakarida dan Disakarida
A. Monosakarida
Monosakarida
mempunyai rumus kimia umum Cx(H2O)y, dimana x minimal 3. Sifat umum dari monosakarida
adalah larutair, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal. Contoh dari
monosakarida adalah glukosa (dextrosa), fruktosa (levulosa), galactosa, xylosa
dan ribosa.
Monosakarida
merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan polisakarida
(seperti selulosa dan amilum). Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan
jumlah atom karbon (atau jumlah x) yang terkandung: diosa (2) triosa (3)
tetrosa (4), pentosa (5), heksosa (6), heptosa (7), dan seterusnya.
B. Disakarida
Disakarida
adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol
disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida.
1. Maltosa
Maltosa
tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Gambar 1.3 Struktur
Maltosa
Dari struktur maltosa,
terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu menghubungkan C 1
dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan glikosida pada
maltose selalu α karena maltose terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul
maltose terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2. Sukrosa
Sukrosa
tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosayang dihubungkan oleh ikatan 1,2-α
Gambar 1.4 Struktur
sukrosa
Sukrosa terhidrolisis
oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa. Campuran gula
ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika kita perhatikan
strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa
maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya
tidak memiliki gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak
dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
3. Laktosa
Laktosa
tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,4′-β.
Gambar 1.5 Strukrur
Laktosa
Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan
dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan
β-D-galaktosa. Apa bila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat
mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa
menyerang bayi.
v Perbedakan Ikatan α Glikosida dengan β Glikosida
Glikosida merupakan salah
satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder.
Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila
memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas
dan teroksidasi udara).
Glikosida adalah senyawa
yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula.
Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O
–glikosida,dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan
sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida,
barbaloin).
Glikosida sering diberi
nama sesuai bagian gula yang menempel didalamnya dengan menambahkan kata
oksida. Sebagai contoh, glikosida yang mengandung glukosa disebut glukosida,
yang mengandung arabinosa disebut arabinosida, yang mengandung galakturonat
disebut galakturonosida, dan seterusnya.Gula yang sering menempel pada
glikosida adalah β-D-glukosa.
Ikatan glikosida terjadi
dari kondensasi gugus hidroksil dua molekul monosakarida, yaitu berasal dari
gugus hidroksil dari atom karbon yang pertama dengan salah satu gugus hidroksil
pada atom karbon nomor 2, 4, atau 6, yang berasal dari monosakarida yang kedua.
Kita ambil contoh
bagaimana sebuah α–D–Glukosa dan β–D–Glukosa membentuk disakarida, Pada kedua
molekul ini ikatan glikosida atom karbon nomor 1 dari α- D-glukosa dan atom
karbon nomor 4 dari β-D-glukosa lain. Ikatan yang terbentuk dinamakan ikatan 1-
4 glikosida. Secara umum reaksi ini dapat digambarkan dengan sederhana dengan
pola reaksi berikut ini:
Gambar 1.6 Ikatan glikosida pada molekul maltosa
Disakarida yang banyak
terdapat di alam seperti maltosa yang terbentuk dari 2 molekul glukosa melalui
ikatan glikosida. Pada maltosa, jembatan oksigen terbentuk antara atom karbon
nomor 1 dari D-glukosa dan atom karbon nomor 4 dari D-glukosa lain. Ikatan yang
terbentuk dinamakan ikatan α (1→4) glikosida, secara lengkap dinyatakan dengan
β-D-glukopiranosil (1→4)E-D-glukopiranosa.
Sukrosa (gula pasir)
terbentuk dari satu molekul α-D-glukosa dan β-D-fruktosa, yaitu
β-D-fruktofuranosil (2→1) α-D-glukopiranosa atau Fru(α2↔1β)Glc.
Gambar 1.7 Ikatan
glikosida pada molekul sukrosa
Laktosa yang terfermentasi
akan berubah menjadi asam laktat. Dalam tubuh Laktosa dapat menstimulasi
penyerapan kalsium. Molekul ini tersusun dari satu molekul D-glukosa dan satu
molekul D-galaktosa melalui ikatan β(1→4) glikosidik.
Gambar 1.7 Ikatan
glikosida pada molekul laktosa
v Struktur Amilum dan Selulosa
A. Struktur Amilum
Gambar
1.8 Struktur Amilum
B. Struktur Selulosa
Gambar 1.9 Struktur
Selulosa
v
Sifat-Sifat Karbohidrat
Pada umumnya,
karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut
nonpolar tetapi mudah larut dalam air kecuali, polisakarida bersifat tidak
larut dalam air.
Amilum dengan
air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan membentuk
pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental
semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium.
Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya amilum dalam suatu
bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menhasilkan
glukosa.
Glikogen
mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada pertumbuhan. Pada
proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum
maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glokogen dalam air akan
membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan
glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya
disebut glycogenesis. Sebaiknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa
disebut glycogenolysis.
Semua jenis
karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida akan berwarna
merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes α-naftol dalam alkohol dan
ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak
pada di bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif
adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal degan uji molisch.
Monosakarisa
dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis
dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan
disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan
adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi
positif dengan pereaksi Fehling, pereaksi Tollens, maupun pereaksi benedict.
Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi.
Komentar
Posting Komentar